Komitmen Akan Selalu Ditanyakan Pada Akhirnya Di Setiap Hubungan

Dalam hubungan apapun itu, baik itu hubungan pacaran, hubungan pernikahan, hubungan kerja, dan lain sebagainya. Pasti pada akhirnya akan ditanyakan bagaimana dengan komitmen kita. Apakah kita komit dengan apa yang kita jalani sekarang atau dengan apa yang akan kalian jalani nanti? Karena komitmen itu bukan hanya sebuah janji, tapi sebuah ikrar yang harus kalian jalani dan laksanakan. Dan jika kalian sudah berkomitmen, maka kalian sudah siap dengan segala bentuk permasalahan yang akan terjadi kedepan. Dan kalian siap untuk bersikap dewasa dan dewasa dalam menyelesaikan setiap masalah dan rintangan di masa depan.  

Komitmen Akan Selalu Ditanyakan Pada Akhirnya Di Setiap Hubungan

Komitmen berarti kalian sudah membawa sebuah tanggung jawab dan kepercayaan dari orang lain. Sehingga itu berat sekali. Jika hanya dipikirkan mungkin terasa mudah. Rasanya oh cuman begitu. Tapi setelah dijalani itu tidak segampang, tidak semudah dengan kata oh begitu aja. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan beberapa masalah, baik itu datang secara eksternal atau internal. Itu akan tetap menjadi masalahmu juga. Dan kalian harus tetap dengan dewasa, bijaksana, dengan kepala dingin, memikirkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Harus dengan tenang dan dewasa dalam menghadapinya. 

Jangan mencoba menghindarinya atau kabur dari itu. Jika kalian melakukan itu, berarti kalian sudah melanggar komitmen kalian. Kalian sudah menghianati dan menghancurkan sebuah kepercayaan yang sudah diberikan orang lain kepada anda. Karena pada awalnya sebelum semua masalah itu terjadi, pihak luar pasti akan menanyakan dan memastikan bahwa anda yakin dengan komitmen anda dalam menjalani itu semua. Akan komit dengan segala persoalan yang mungkin akan terjadi di kedepan. Makanya orang yang akan bekerja sama atau berjalan bersama dengan anda. 

Mereka akan tanya berulang kali, dan akan memastikan benar-benar pada anda soal komitmen anda. Karena ini soal kepercayaan yang akan mereka berikan kepada anda. Karena kepercayaan itu sangat mahal harganya. Tidak mudah menjaga kepercayaan orang lain. Jika di saat bahagia, mungkin mudah saja dan gampang saja menyimpan dan menjaga kepercayaan orang lain. Tapi itu akan menjadi sulit dan sangat sulit saat kalian sudah dihadapi masalah, saat kalian dicobai. Barulah akan terasa betapa beratnya dan betapa sulitnya menjaga dan bertahan dengan kepercayaan orang lain. 

Setiap Anak Akan Menemukan Titik Dimana Dia Akan Mengerti Benar Perasaan Orang Tua

Seluruh orang mengerti tentu membutuhkan yang terbaik buat buah hatinya. Ingin dari bidang apapun itu. Dari kesehatannya, mentalnya, kebutuhannya, serta seluruhnya yang bersangkutan paut dengan diri sang anak. Orang berumur tentu hendak memperjuangkan yang terbaik buat itu, alhasil mereka dapat melaksanakan apapun buat dapat menciptakan itu. Apalagi tidak tidak sering orang berumur dapat hingga dengan mempertaruhkan diri mereka buat mencegah buah hatinya, buat melindungi buah hatinya. Supaya buah hatinya senantiasa nyaman serta aman. Serta itu telah kewajiban dari seluruh orang berumur.

Tiap Anak Tentu Hendak Mempunyai Momen Buat Dapat Paham Situasi Orang Tua

Tetapi tidak kerap banyak kanak- kanak yang salah biasa, alhasil merasa orang berumur itu individualistis, serta tidak mempertimbangkan perasaan sih anak. Serta banyak anak rasanya orang berumur itu individualistis, sebab mendesakkan kemauan orang berumur pada anak. Sementara itu sang anak tidak membutuhkan itu. Sang anak membutuhkan perihal lain. Tetapi orang berumur tidak mempertimbangkan itu. Ini alami saja bila sang anak dapat berasumsi semacam itu. Sebab anak belum dapat berasumsi jauh serta berasumsi bening. Sebab anak sedang mempertimbangkan pertanyaan dirinya, pertanyaan egonya. Serta susah buat bawa dirinya buat dapat memandang dari ujung penglihatan yang lain, semacam memandang dari ujung penglihatan orang tuanya. Sebab itu hendak amat susah. Betul memanglah buat seluruh itu menginginkan durasi. Tidak lah instant.

Toh kita seluruh orang berusia apalagi yang telah jadi orang berumur pula, tentu dahulu pula luang mempertimbangkan perihal yang serupa dikala jadi kanak- kanak.

Jadi seluruh itu hendak terdapat waktunya. Terdapat waktunya, bila anak hendak dapat berasumsi jauh serta berasumsi pertanyaan orang tuanya, berasumsi gimana di posisi orang berumur, gimana serta apa yang orang berumur pikirkan. Serta itu tentu hendak terdapat waktunya. Kita bermukim menunggu waktunya saja. Adem hendak perihal itu. Sebab sehabis kamu hingga di dikala itu. Kamu hendak merasa amat suka dan

besar hati. Serta dikala perihal itu terjalin, tentu orang berumur hendak merasa amat senang sebab buah hatinya dapat berasumsi berusia itu, serta telah dapat berlagak berusia.

Tidak Ada Masalahnya Untuk Meminta Maaf Dan Mengalah Di Beberapa Waktu

Sering kali orang berpikir saat dia minta maaf, saat dia mengalah, berarti dia kalah, berarti dia salah. Dan berpikir dia akan menjadi seorang pecundang jika dia sampai mengatakan maaf atau sampai mengalah. Apalagi pada beberapa orang tertentu yang dia tidak ingin. Ada rasa penolakan yang besar dari dalam diri. Sehingga enggan dan berat sekali untuk melakukan itu. Walaupun kadang kita tahu kita memang salah, dan kita sadar bahwa kita harus mengalah. Tapi karena ada perasaan penolakan itu, kita bersikeras dengan pikiran kita tersebut. 

Tidak Ada Masalahnya Untuk Meminta Maaf Dan Mengalah Di Beberapa Waktu

Sehingga kita tetap akan membatu dan mempertahankan pikiran kita soal jangan meminta maaf, dan jangan mengalah. Hal itu salah, dan sangat salah. Dari situ terlihat bahwa kita masih dikuasai oleh ego. Kita masih sangat sulit mengontrol diri dan emosi kita. Kita masih mengikuti emosi kita di beberapa waktu bahkan di banyak waktu. Padahal untuk meminta maaf atau mengalah, bukan berarti kalian salah, atau kalian kalah. Tidak selamanya yang kalah harus mengalah, yang salah harus minta maaf. Dan begitupun sebaliknya. 

Tidak selamanya kata maaf hanya diucapkan oleh orang yang bersalah, atau melakukan kesalahan. Dan mengalah hanya dilakukan oleh orang yang memang pantas untuk kalah. Tidak seperti itu. Di beberapa waktu, walaupun kita benar, walaupun di keadaan itu, kita menang, tapi ada beberapa saat atau keadaan yang alangkah lebih baik, kita meminta maaf, kita mengalah. Bukan berarti kita salah, atau kalah. Tapi itu adalah pilihan yang terbaik yang bisa kalian ambil dan lakukan di saat itu. 

Sehingga bisa menenangkan keadaan, bisa menenangkan emosi yang ada disitu. Sehingga keadaan bisa menjadi lebih baik. Seperti ada ungkapan beberapa orang. Soal yang waras yang mengalah. Kurang lebih begitu. Saat kalian memiliki kedewasaan yang lebih dari orang-orang yang ada di keadaan itu. Alangkah baiknya kalian yang menahan diri, dan meminta maaf dan mengalah. Bukan karena kalian salah atau kalah, karena itu pilihan terbaik yang bisa kalian lakukan di saat itu, untuk memenangkan keadaan.

Mengeluh Bukan Berarti Kita Tidak Bersyukur Tapi Bagian Dari Kita Melepaskan Penat Kita

Kadang ada beberapa orang yang mengatakan bahwa saat ada orang mengeluh, berarti mereka tidak bisa bersyukur. Mereka tidak mensyukuri apa yang mereka punya. Padahal di luar sana banyak sekali orang yang jauh lebih tidak mampu dari kita. Tapi bukan itu point nya. Makanya, untuk para netizen diharapkan untuk lebih pintar dan cerdas menerima informasi, dan berpikir lebih terbuka. Setiap orang perlu untuk mengeluh. Memang kalau mengeluh terus-terusan itu tidaklah baik. Tapi kalau sekali-sekali kalian mengeluh, it’s okey. 

Mengeluh Bukan Berarti Kita Tidak Bersyukur Tapi Bagian Dari Kita Melepaskan Penat Kita

Jangan sampai statement kalian soal kalau orang kalau mengeluh berarti orang yang tidak tahu bersyukur. Membuat orang takut untuk mengeluarkan unek-unek mereka. Menjadikan banyak orang menjadi takut untuk menceritakan masalah mereka. Karena takut untuk di judge seperti itu. Dan akhirnya mereka menampung semua itu sendiri, dan mereka menjadi stres dan depresi. Karena mereka tidak bisa mengeluarkan apa yang ada di pikiran mereka. Apa yang mereka rasakan. Karena banyak orang menjadi depresi, karena mereka takut untuk menceritakan, karena setiap mereka mulai menceritakan, mereka malah di judge. 

Mungkin bagi beberapa orang itu terlihat sepele. Itu terlihat hal biasa, yang tidak perlu untuk dipermasalahkan. Ya itu akan terlihat sepele saat kalian belum di titik itu. Tapi saat kalian sudah merasakan dimana segala kerumitan dan kesulitan yang ada, tapi kalian takut untuk cerita, karena nanti dibilang tidak bisa bersyukur. Dan akhirnya kalian memilih memendamnya dan akhirnya meluap dan membuat kalian depresi. Setiap orang perlu untuk mengeluh, dan itu bukan diartikan mengeluh, tapi lebih ke mengeluarkan segala mumet yang ada di dalam kepala mereka. Yang dimana sudah lama mereka tahan. 

Segala masalah, segala kekhawatiran mereka, segala kegelisahan mereka. Karena semua hal tersebut perlu untuk dikeluarkan. Jika kalian terus menahannya, maka yang ada menjadi depresi, dan bisa menjadi gila. Ada yang menjadi gila, ada yang malah menjadi lost, dan akhirnya berpikir untuk bunuh diri. Dan semua kejadian itu berangkat dari hal ini. Takut untuk menceritakan karena orang sering menjudge bahwa kita mengeluh, padahal kita hanya mengeluarkan apa yang mengganggu pikiran kita.

Pasangan Yang Terlalu Nyaman Kadang Suka Lupa Diri

Saat pasangan Anda terlalu nyaman dengan Anda, ada kemungkinan dia akan melakukan hal-hal yang membuat Anda berpikir dia tidak menghargai atau mencintai Anda. Ini sering terjadi pada pasangan yang telah bersama selama bertahun-tahun, dan hal ini dapat menjadi sumber pertengkaran yang serius.

Pasangan Yang Sudah Terlalu Nyaman Kadang Suka Tidak Bisa Kontrol DIri

Pasangan yang telah terlalu nyaman dengan satu sama lain kadang-kadang suka tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri. Mereka mungkin tertarik pada orang lain, tapi tidak akan pernah melakukan sesuatu untuk meningkatkan hubungan mereka dengan pasangan mereka. Dalam beberapa kasus, pasangan ini mungkin hanya terlalu malas untuk berjuang dan memilih untuk hidup dalam kebahagiaan yang ringan dan mudah.

Kadang Bisa Menjadi Semenah-Menah

Pasangan yang terlalu nyaman dengan satu sama lain sering kali lupa untuk melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan hubungan mereka. Kadang, ini bisa berbahaya bagi hubungan. Pasangan yang seperti ini seringkali menjadi semenah-menah dalam hubungannya.

Pasangan yang semenah-menah dalam hubungannya biasanya akan melakukan apa saja yang diminta oleh pasangan mereka tanpa pertimbangan. Ini bisa membuat hubungan menjadi monoton dan memberikan sedikit ruang untuk perkembangan. Dalam situasi seperti ini, salah satu pasangan biasanya akan merasa bosan dengan hubungannya dan mulai mencari sesuatu yang baru. Jika Anda dan pasangan Anda sudah terlalu nyaman dengan satu sama lain, cobalah untuk melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan hubungan Anda.

Tingkatkan Komunikasi Dan Langsung Obrolkan Dengan Pasangan

Pasangan yang terlalu nyaman biasanya sering lupa diri. Padahal, sebenarnya mereka masih mempunyai banyak potensi untuk berkembang. Salah satu cara agar hubungan tetap harmonis dan penuh gairah adalah dengan meningkatkan komunikasi. Mulailah dengan mendengarkan apa yang pasangan Anda sampaikan, kemudian berikan tanggapan yang positif. Jika perlu, ajaklah pasangan Anda untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai hal-hal tertentu agar saling paham.
Lakukan juga aktivitas bersama seperti traveling atau memulai proyek bersama. Hal ini akan semakin meningkatkan rasa saling percaya dan menumbuhkan semangat baru dalam hubungan Anda.

Standar Kebahagiaan Setiap Orang Pada Dasarnya Berbeda-Beda

Terdapat yang bilang, senang itu relatif. Tetapi apakah kalian sempat mengikuti mengenai standar keceriaan? Banyak orang di semua bumi berupaya buat menggapai keceriaan, tetapi nyatanya setiap negeri mempunyai standar yang berbeda- beda. Ayo, coba ikuti postingan ini buat lebih jauh!

Tiap Orang Mempunyai Standarnya Tiap- tiap, Demikian juga Pertanyaan Bahagia

Tiap orang tentu mempunyai standarnya tiap- tiap dalam menggapai keceriaan. Terdapat yang berpikiran senang merupakan suatu perihal yang simpel, tetapi terdapat pula yang menyangka senang merupakan suatu perihal yang susah serta tak mungkin buat digapai. Perihal ini terkait pada gimana seorang menafsirkan rancangan keceriaan itu sendiri.

Buat sebagian orang, keceriaan dapat dimaksud selaku suatu cara. Mereka hendak merasa senang kala sudah hadapi suatu pergantian positif dalam hidupnya, semacam memperoleh profesi terkini ataupun naik pendapatan. Tetapi untuk sebagian orang lain, mereka cuma hendak merasa senang kala sudah menggapai suatu tujuan khusus dalam hidupnya, semacam mempunyai rumah sendiri atau memiliki anak.

Baiknya Ia Belum Pasti Jadi Bahagiaku

Tiap orang tentu memiliki standar keceriaan yang berbeda- beda. Terdapat yang menyangka senang cuma bila memperoleh seluruh perihal yang di idamkan, terdapat yang menyangka senang cuma bila dapat menolong orang lain, serta terdapat pula yang menyangka senang cuma bila dalam hidupnya tidak terdapat permasalahan serupa sekali.

Jadi, kala kita memandang seorang yang nampak amat senang, belum pasti beliau memiliki standar keceriaan yang serupa dengan kita. Yang berarti buat dimengerti merupakan, standar keceriaan tiap orang itu istimewa serta tidak bisa dibanding dengan orang lain.

Senang Dapat Diperoleh Dari Siapapun

Senang dapat diperoleh dari siapapun. Keceriaan tidak senantiasa tiba dari keadaan yang besar ataupun mahal. Perihal kecil semacam memperoleh catatan tersimpul dari sahabat, makan santapan yang lezat, ataupun memandang kanak- kanak main dengan suka pula bisa menghasilkan seorang merasa senang.

Keceriaan pula tidak senantiasa terletak di luar kita. Kita pula bisa memilah buat jadi senang, walaupun terdapat permasalahan serta tantangan hidup yang lagi kita hadapi. Jadi, janganlah sempat menunda keceriaan cuma sebab Kamu lagi hadapi permasalahan. Carilah jalan keluarnya, kemudian mulailah hidup dengan penuh antusias serta berlega hati atas apa yang Kamu punya.